“selamat malam sayang, see you tomorrow” begitulah Lina sms
pacarnya pukul 22.00 malam itu. Keesokan harinya mereka bertemu di sekolah. Bagus,
adalah pacar lina sejak 2 minggu yang lalu. Mereka berdua adalah satu sekolah. Bagus
kelas XI danLina kelas X. Mereka kemana-mana selalu bersama. Walaupun mereka
selalu bersama-sama, tapi Bagus mempunyai sahabat yang baek, Achmad namanya. Memang,
sebelum Bagus pacaran denganLina. Bagus dan Achmad adalah sepasang teman yang
plek, ya mereka kemana-mana selalu bersama dan ga pernah bertengkar. walaupun Tiap
hari mereka sering olok-olok an, tapi mereka malah saling tertawa. Ngga heran
wong Bagus dan Achmad sama-sama somplak.
Tiap sepulang sekolah, Bagus membantu orang tuanya berjualan
pangsit. Dari kelas 7 (SMP) sampai sudah SMK Bagus selalu membantu orang
tuanya. Maka bagus adalah seorang remaja yang tidak pernah keluar rumah seperti
remaja lainnya. Tak heran jika bagus kulitnya putih. Semenjak punya pacar, Bagus
harus bisa membagi waktu antara membantu orang tua dan pacaran. Bagus pun bisa membagi
waktu berkat kerjasama orang tua dan kakaknya di rumah. Tiap hari-hari tertentu
Bagus selalu ke rumah Lina untuk sekedar apel dan melakukan adegan pacaran (yaa
udah biasa…..). tak jarang juga Bagus ke rumah Achmad untuk mengerjakan tugas
sekolahnya dan berkunjung untuk menemui Achmad.
Karena Achmad adalah orang baik, maka Lina pun juga menjadi
teman baik Achmad sejak lina menjalin hubungan dengan Bagus. Kebetulan Achmad
tidak punya pacar. Kadang Lina dan Achmad kalau menggoda si Bagus, Lina
berpura-pura marah terus mendekat ke Achmad. Kalau sudah begini wajah Bagus
akan cemberut seperti kantung plastik yang lungset. Hehehe….. Bagus mengerti
apa yang di perbuat Lina dan Achmad adalah bercanda.
Seiring berjalannya waktu, hubungan bagus dan lina tak
terasa sudah 5 bulan. Rintangan dalam hubungan mereka mulai muncul. Bagus selalu curhat ke Achmad bila dia ada
apa-apa dengan lina. Begitu juga dengan Lina, kalau ada apa-apa dengan Bagus,
Lina selalu Curhat ke Achmad. Achmad menjadi tempat Curhat mereka berdua
sampai-sampai Achmad Bingung mau berbuat apa. Tapi dengan bijaksana Achmad memberi
saran baik pada mereka berdua supaya mereka tidak sampai bertengkar dan
hubungan mereka baik-baik saja. Tapi semakin hari hubungan mereka berdua
semakin tidak kondusif. Mereka sering bertengkar akibat kesalahfahaman dan
tidak terkendalinya emosi mereka. Achmad sebagai tempat curhat mereka pusing
bukan kepalang. Sampai-sampai Achmad tidak bisa memberi solusi pada mereka
berdua.
Suatu hari Bagus mendatangi Achmad untuk minta saran “gimana
Mad, aku bingung. Lina akhir-akhir ini menuntut ku supaya selalu ada waktu
buatnya. Tapi apa daya Mad, tugasku banyak, kau tahu sendiri kan tugas kita
bagaimana”. Achmad lagi-lagi di pusingkan dengan curhatan Bagus. “begini saja,
nanti aku bilangin ke Lina bahwa kau lagi ada tugas buueerrraattt” jawab
Achmad. Achmad pun menyampaikan pada Lina bahwa Bagus sedang ada tugas. Oke,
Lina memaklumi apa yang di lakukan pacarnya. Tugas si Bagus tiap hari tambah bertambah,
Bagus menjadi banyak waktu untuk mengerjakan tugasnya daripada menggunakan
waktunya pacaran. Berkali-kali Bagus demikian, hingga membuat Lina sedikit
kesal.
“Mas, Bagus itu lho kok jadi sok sibuk gitu? Alasan banyak
tugas kayak ga bisa ada waktu buat pacarnya aja” Lina mengirim SMS ke Achmad. “ya
maklumi aja, tugasnya memang buanyak dan sulit, aku juga pusing nie
ngerjakannya” Achmad menjawab sms Lina.
Dua hari kemudian, Lina seakan-akan lupa dengan Bagus yang
sedang banyak tugas. Lina menyuruh Bagus pada pukul 21.00 untuk datang ke
rumahnya. Karena Bagus akhir-akhir ini jarang bertemu Lina untuk pacaran dan
Bagus merasa bersalah karena akhir-akhir ini banyak alasan ke Lina. Maka bagus
akan ke rumah Lina pukul 21.00. Tapi sebenarnya Bagus keberatan karena banyak
tugas yang harus di kerjakan. Pukul 19.00 bagus memanfaatkan waktu untuk
mengerjakan tugas sambil menunggu jam 21.00. sesaat kemudian Lina menghubungi
Bagus bahwa Bagus harus datang ke rumahnya pukul 21.00 tepat, ga boleh telat. Kalau
telat mending putus aja. Bagus hanya mengangguk sejenak dan kembali mengerjakan
tugasnya. Tak terasa jam menunjukkan pukul 20.55. Lima menit lagi sudah pukul
21.00. alangkah terkejutnya Bagus karena waktu begitu cepat sementara tugas
belum selesai. Jarak rumah Bagus dan rumah Lina sekitar 5 KM, membuat Bagus
makin bingung. Untuk lebih cepat sampai ke rumah Lina ada jalan lain yang kecil
tetapi sepi. Ya lewat jalan persawahan. Tanpa menunggu lama Bagus berangkat ke
rumah Lina, tak lupa Bagus berpamit kepada ibunya untuk ke rumah pacarnya. Bagus
memacu motornya melewati jalan itu dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Kebetulan
kalau melewati jalan itu ada perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Dan entah
kebetulan atau memang bencana, waktu Bagus melintas ada kereta api melintas
juga. Tabrakan kereta api dan sepeda motor di malam hari pun tak terhindarkan. Tidak
ada seorang pun yang tahu kejadian ini. Tapi Masinis kereta api menghubungi
kepala stasiun terdekat dan memberitahukan bahwa ada yang tertabrak kereta api.
Setengah jam kemudian orang-orang mulai mendatangi TKP. Bagus yang berniat ke
rumah Lina, pacarnya, kini tinggal nama saja. Tabrakan Bagus dengan kereta api
cukup parah. Motor bagus terseret hingga 50 meter, sementara tubuh bagus sudah
seperti orang di mutilasi. Kepalanya putus dan terlempar ke atas pohon, dadanya
terbelah dan kaki kirinya putus dan terlempar ke area sawah. Sungguh malam itu
kejadian yang sangat menyedihkan
Lina yang tidak mengetahui bahwa Bagus sudah meninggal,
hanya bisa menahan kecewa dan emosi di rumahnya karena Bagus tidak juga datang pada
waktu itu dan tidak member tahu kabar apapun. Keesokan harinya Lina baru
mengetahui di sekolah bahwa Bagus sudah meninggal. Lina seakan-akan tidak
percaya. Lalu Lina ikut teman-teman Bagus ke rumah Bagus untuk melayat. Apa
yang di lihat Lina benar-benar nyata. Bagus sudah meninggal tadi malam waktu
perjalanan ke rumah Lina. Lina pun syok, menangis dan mengingat dirinya merasa
bersalah pada Bagus. Pacarnya yang di cintai selama ini. Kini Lina hidup tanpa pacar.
Lina menyesal bahwa Lina kurang pengertian kepada Bagus dulu. Dan hal ini akan
menjadi pelajaran berharga Lina dalam
Hidupnya.